Pemerintah Aceh Tak Serius Majukan Pendidikan
http://atjehjustice.blogspot.com/2014/02/pemerintah-aceh-tak-serius-majukan.html
Sumber Foto Ilustrasi acehonline.info
Berita dari acehonline.info, Kamis (20/2/2014). Sekjen (BEM) Universitas Abulyatama Aceh melalui acehonline.info mengatakan, Pemerintah Aceh tidak mungkin kekurangan anggaran, karena di dalam APBA 2014 tidak jauh selisih jumlah dengan APBA 2013.
"Untuk alokasi anggaran BP2A saja sangat besar dan harus dihapuskan oleh Mendagri, tapi untuk kepentingan pendidikan Aceh sudah tidak ada anggaran. Ini bukti bahwa pemerintah tidak serius dalam memajukan pendidikan di Aceh," jelasnya.
Dalam hal ini Muslim juga menambahkan, Pemerintah Aceh harus betul-betul dan serius dalam memajukan pendidikan. Karena menurutnya, bantuan pendidikan untuk mahasiswa sangat diperlukan, karena itu merupakan salah satu bentuk kepedulian Pemerintah terhadap pendidikan di Aceh.
"2014 Memang tahun politik, tapi tidak seharusnya pemerintah lebih mementingkan kepentingan kelompok sesaat dari pada masa depan pendidikan Aceh," imbuhnya
Di sisi lain, Muslim juga menambahkan, DPR Aceh juga harus bertanggung jawab terhadap anggaran yang pendidikan Aceh, karena DPR Aceh yang mengurus terkait persoalan anggaran.
"Ketika Eksekutif tidak mengalokasikan anggaran untuk bantuan Pendidikan, setidaknya DPR Aceh bisa memperjuangkannyaa, ini malah diam seperti tidak punya kekuatan. Jika begini, kami menghimbau kepada seluruh masyarakat dan mahasiswa untuk tidak memilih lagi orang-orang yang saat ini duduk di DPR Aceh, karena tidak peduli kepada hahasiswa. Kami saat ini butuh wakil yang peduli kepada pendidikan aceh dan masyarakat, bukan kepada sekelompok saja," ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa Muhammadiyah Aceh (Unmuha) Raditia Al Mubarak mengatakan, Pemerintah Aceh selalu terlambat dalam memberikan informasi penting terhadap masyarakat maupun mahasiswa.
"Kenapa setelah ribuan mahasiswa mengurus proposal, baru ada pengumuman bahwa Pemerintah Aceh tidak memberi bantuan pendidikan. Ini hampir sama juga seperti kejadian pembagian uang Rp 500 ribu kepada masyarakat sehingga menjadi ricuh," kata Raditia.
Raditia juga meragukan proses rekruitment yang akan dilakukan oleh Pemerintah Aceh melalui LPSDM untuk mahasiswa yang akan melanjutkan kuliah ke luar negeri.
"Kami sangat ragu ini bisa tepat sasaran, karena seperti kejadian tahun-tahun yang lalu, yang lewat melalui LPSDM hanya orang-orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pihak pemerintahan, sehingga orang-orang yang sangat membutuhkan tidak bisa menikmati anggaran tersebut," imbuhnya. [aj]
"Ketika Eksekutif tidak mengalokasikan anggaran untuk bantuan Pendidikan, setidaknya DPR Aceh bisa memperjuangkannyaa, ini malah diam seperti tidak punya kekuatan. Jika begini, kami menghimbau kepada seluruh masyarakat dan mahasiswa untuk tidak memilih lagi orang-orang yang saat ini duduk di DPR Aceh, karena tidak peduli kepada hahasiswa. Kami saat ini butuh wakil yang peduli kepada pendidikan aceh dan masyarakat, bukan kepada sekelompok saja," ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa Muhammadiyah Aceh (Unmuha) Raditia Al Mubarak mengatakan, Pemerintah Aceh selalu terlambat dalam memberikan informasi penting terhadap masyarakat maupun mahasiswa.
"Kenapa setelah ribuan mahasiswa mengurus proposal, baru ada pengumuman bahwa Pemerintah Aceh tidak memberi bantuan pendidikan. Ini hampir sama juga seperti kejadian pembagian uang Rp 500 ribu kepada masyarakat sehingga menjadi ricuh," kata Raditia.
Raditia juga meragukan proses rekruitment yang akan dilakukan oleh Pemerintah Aceh melalui LPSDM untuk mahasiswa yang akan melanjutkan kuliah ke luar negeri.
"Kami sangat ragu ini bisa tepat sasaran, karena seperti kejadian tahun-tahun yang lalu, yang lewat melalui LPSDM hanya orang-orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pihak pemerintahan, sehingga orang-orang yang sangat membutuhkan tidak bisa menikmati anggaran tersebut," imbuhnya. [aj]
Sumber :
- Aceh Online
- Aceh Online