Jokowi mau impor BBM dihentikan, kilang minyak segera dibangun
http://atjehjustice.blogspot.com/2014/06/jokowi-mau-impor-bbm-dihentikan-kilang.html
Justice Politik - Jakarta - Dalam debat cawapres tadi malam, kedua cawapres sempat menyinggung kebijakan impor bahan bakar minyak yang dilakukan Indonesia. Padahal Indonesia adalah negara penghasil minyak.
Menanggapi hal itu, capres Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, impor BBM merupakan tindakan tidak efisien. Sehingga menyebabkan pembengkakan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Itu enefisiensi artinya apa seharusnya anggaran tidak segitu jadi segitu. Jadi penggunaan APBN semakin besar. Kalau tahu itu gak efisien mau ngapain?," jelasnya di pusat logistik tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla, Jalan Sukabumi nomor 23, Menteng, Jakarta Pusat, lansir merdeka.com Senin (30/6/2014).
Dia menambahkan, ada beberapa oknum yang sengaja membiarkan Indonesia melakukan impor BBM. Sehingga pemerintahan selanjutnya harus memiliki ketegasan mengenai pembangunan kilang minyak sendiri. Sehingga biaya untuk subsidi dan pembelian BBM dapat ditekan.
"Banyak kepentingan di situ. Harus segera diputuskan dan dikerjain. Kalau perlu setahun ya setahun perlu dua tahun ya dua tahun. Sebab kalau impor kita gak dapat nilai tambah. Lebih murah kalau digarap sendiri," tegas Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo ini mengungkapkan, rencana pembangunan kilang minyak dapat dilakukan menggunakan APBN. Namun jika APBN tidak mencukupi atau tidak dapat memenuhi maka kerja sama dengan pihak swasta akan dilakukan oleh Jokowi.
"Karena dari dulu gak dibangun-bangun. Dari dulu gak dipaksa dibangun. Membiarkan. Tahu tidak efisien tidak dibenarkan. Sudah tahu salah tapi tidak dibenahi. Kalau APBN mampu ya APBN. Kalau gak cukup ya sama swasta, tapi tetap utamakan APBN," tegasnya.
Selain membangun kilang minyak, Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini juga akan melakukan penghematan BBM. Caranya dengan mengganti penggunaan BBM pada pembangkit tenaga listrik dengan batu bara.
"Industrinya di sini, efisien banyak sekali. PLN dari Rp 50-70 triliun bisa kita hemat BBM ke batu bara," tutupnya.