Poblem Makna Cinta
http://atjehjustice.blogspot.com/2013/12/poblema-makna-cinta.html
Salam,
Berbicara tentang cinta tak seorang pun yang
tidak terpesona. Cinta menjanjikan bahagia dan menawarkan harapan dan masa
depan. Sehingga banyak manusia memperebutkan cinta untuk memperoleh kebahagian
serta harapan yang mendambakan ketenangan jiwa. Meskipun jalan berduri, namun
terasa mulus untuk dilewati. Bahkan sebagian manusia rela mengorbankan jiwa dan
raga demi mempertahankan cinta, Seperti kisah Romio dan Juliet. Demi menjaga
keutuhan cinta, rela mati dalam cinta meskipun menyakitkan.
Akan tetapi benarkah cinta itu menjanjikan kebahagian dan
menawarkan harapan dan masa depan? Namun jawabannya terkadang benar dan juga
terkadang tidak benar. Karena tergantung dari skenario hidup yang telah tertera
didalam naskah lahur mahfud (perjanjian sebelum manusia lahir). Dimana
masing-masing dari manusia telah menobatkan perjalanan hidupnya dalam sebuah
catatan pribadi, baik senang maupun duka tercatat lengkap didalamnya.
Namun demikian, pada hakekatnya cinta
merupakan anugrah Tuhan yang bersifat Fitrah untuk semua makhuk Tuhan tanpa
kecuali. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari dimana, cinta itu
menjamu kedupan makhluk Tuhan yang diimplementasikan lewat kasih dan
sayang.
Menurut LH.
Santoso dalam Kamus Bahasa
Indonesianya, cinta adalah “rasa kasih dan sayang yang disertai dengan rasa
rindu dan kasihan yang teramat dalam, perasaan ingin dimiliki dan memiliki”.
Jadi, dengan demikian dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa didalam
cinta menghadirkan sebuah rasa atau perasaan yang kemudian melahirkan
kepedulian, perhatian dan juga pengertian.
Dalam kehidupan kaula muda pada akhir-akhir
ini cendrung keliru dalam memaknakan cinta, dimana hal ini bisa kita lihat
dalam tingkah laku pergaulannya, Yang mengakibat cinta itu dipandang sebagai alat
untuk menaklukkan pasangannya, untuk memperoleh hasrat dan tercapainya sebuah
tujuannya tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya berujung dengan penyesalan,
luka, kecewa dan air mata. Hal ini melihat siapa yang memulai dan mengakhiri hubungan
cinta, maka dialah yang bersalah. Akan tetapi konon terjadi bukan orang yang
mengakhiri cinta yang menjadi hujatannya malah cinta yang menjadi hujatannya
Nah, pemaknaan cinta yang seperti ini, memilki
perspektif yang sangat sempit. Sehingga rasa cinta hanya berlaku bagi lawan
jenis dan pasangannya semata. Sedangkan yang kita ketahui cinta itu menjamu
kehidupan manusia dari segala sisi kehidupan.
Memang tak salah juga bila hal ini terjadi,
karena pemaknaan cinta itu sering di tafsirkan terkadang layaknya seperti
kisah-kisah yang mereka baca dalam karangan fiksi dan mereka tonton dalam sinetron-sinetron
yang di tayangkan ditelevesi dan bioskop. Sehingga timbul sebuah asumsi bahwa
Cinta itu adalah romantisme kehidupan dua insan yang berbeda jenis kelamin.
Padahal yang kita tahu cinta bukan hanya untuk
mengikat hubungan dua insan, akan tetapi cinta itu bersifat komplite dan milik
sesama insan, tuhan dan semua makhluk. Sedangkan cinta untuk suatu hubungan
antara dua insan yang berbeda itu adalah cinta dari perpaduan nafsu, kasih dan
sayang yang menghadirkan benih-benih rindu sebagai pelipu lara, yang kemudian
juga melahirkan kebahagian.
Wassalam,